Kemampuan untuk melakukan Keyword Research merupakan salah satu ketrampilan dasar yang harus dimiliki praktisi SEO dan SEM. Ketrampilan ini diperlukan terutama pada saat mempersiapkan sebuah konten, benchmarking website, membuat copy ads (SEM), menghitung budget iklan (SEM), dan menganalisa statistik.
Keyword research dimulai dengan menentukan tema umum dari sebuah produk/jasa yang ingin dipublikasikan secara digital (melalui internet). Tema umum inilah yang akan menjadi acuan agar research tidak melenceng kemana-mana. Misalnya di sini saya ambil contoh adalah produk teh bermerek sariwangi. Mohon diingat bahwa saya hanya mengambil contoh dari merek tersebut karena sudah dikenal luas dan saya sama sekali tidak mendapatkan apapun dari merek tersebut. Untuk lebih memudahkan Anda dapat menggunakan tools
Mind Mapping.
Tema umum yang kita bisa pakai adalah teh sariwangi. Dari tema teh sariwangi tersebut kita dapat pisahkan menjadi 2 keperluan yaitu untuk keperluan SEO dan SEM.
Keyword Research SEO
Di SEO, tema teh sariwangi akan dipisah-pisahkan untuk membentuk masing-masing halaman web sesuai dengan kebijakan perusahaan yang bersangkutan. Biasanya dalam website tematik tentang suatu produk tidak terlalu banyak menampilkan menu di halaman depannya. Yang umum biasanya ada menu mengenai about us (tentang kami), produk (variannya), contact, dan artikel-artikel ringan seputar produk/penggunaan produk. Di setiap halaman web harus dipastikan bahwa keyword utama "teh sariwangi, teh, sariwangi" tertulis di meta data. Keyword turunan dari keyword utama tersebut dapat dicari dan disesuaikan dengan konten di masing-masing halaman.
Misalnya, satu halaman yang membahas salah satu varian teh sariwangi, teh celup, keyword turunan yang bisa dimasukkan adalah teh celup, teh celup sariwangi. Bila halaman varian produk tersebut juga menyebut bahan baku dapat juga dimasukkan sebagai keyword turunan. Jadi meta data di halaman varian produk tersebut harus memiliki keyword "teh sariwangi, teh, sariwangi, teh celup, teh celup sariwangi, teh melati sariwangi".
Di dalam kontentnya sendiri, sebaiknya 5-10% dari keseluruhan kata yang tertulis menyebutkan keyword-keyword tersebut. Perlakuan khusus terhadap kata / keyword yang tertulis di dalam konten dapat berupa penebalan (bold), tulisan miring (italic), ataupun pemberian warna yang berbeda. Namun harus diperhatikan pula, jangan berlebihan dalam melakukannya, karena selain tidak nyaman dilihat, robot mesin pencari akan menganggap konten Anda adalah konten sampah.
Bisa Anda bayangkan, bila penyebaran keyword mengenai teh sariwangi tersebut dilakukan secara merata, robot mesin pencari akan dengan mudah mengenali bahwa website tersebut adalah website yang membahas teh sariwangi. Poin pentingnya di sini adalah website tersebut akan dengan cepat dan mudah diindeks mesin pencari karena strukturnya teratur dan konsisten.
Maka dari itu, keyword research di SEO diperlukan untuk mendeskripsikan secara cermat dan tepat kepada robot mesin pencari bahwa website tersebut mempunyai konten yang relevan dan unik. Relevansi dan keunikan tersebut yang akan menjadi titik awal suksesnya kegiatan SEO. Ibaratnya Anda telah menyiapkan informasi yang sangat relevan bagi para pengguna internet.
Keyword Research SEM
Keperluan keyword research lainnya yaitu SEM. Sedikit berbeda dengan SEO yang menggunakan keyword untuk medeskripsikan website kepada robot mesin pencari, keyword dalam SEM digunakan untuk "menangkap" pengguna internet untuk mengunjungi website. Logika sederhananya adalah SEM menggunakan keyword menjadi penghubung antara informasi yang dibutuhkan dengan informasi yang tersedia / disediakan oleh pemilik website. (walaupun belum tentu 100% relevan dengan apa yang dicari).
Dengan mengambil tema umum yang sama di atas, mari kita telusuri keyword research untuk SEM. Pemilik website teh sariwangi tentu ingin websitenya banyak dikunjungi. Bila dari sisi websitenya sendiri sudah oke, masih diperlukan usaha yang cukup keras agar website tersebut bisa tampil di halaman pertama hasil pencarian.
Seperti sudah disebutkan sebelumnnya mengenai logika sederhana SEM, kita harus menggunakan pola pikir pengguna/konsumen dalam melakukan keyword research. Sederhananya adalah kata-kata apa aja sih yang dipakai oleh konsumen dalam mencari produk teh? Bila merek sariwangi sudah cukup kuat tertanam di pikiran konsumen maka tantangannya adalah menggali lebih dalam kata "teh" sesuai dengan pola pikir konsumen.
Sekarang bayangkan, Anda sedang mencari informasi mengenai teh di internet, apa yang Anda pikirkan untuk mendapatkan informasi mengenai teh? Bila Anda sedang mencari informasi mengenai sejarah teh tentu tidak akan menggunakan keyword tunggal "teh", bukan? Pastinya Anda akan menggunakan 2 kata atau lebih untuk mempersempit hasil pencarian agar lebih spesifik. Misalnya Anda dapat menggunakan kata "sejarah teh indonesia", "asal mula pohon teh" dan sebagainya.
Setelah didapatkan daftar keyword yang kemungkinan digunakan oleh pengguna/konsumen, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap keyword-keyword tersebut. Pengujian yang dimaksud adalah mengetahui lebih jauh apakah keyword tersebut banyak digunakan atau bahkan sebaliknya malah tidak pernah digunakan atau mungkin saja muncul istilah baru dengan makna yang sama. Untuk melakukan pengujian, Anda dapat menggunakan
keyword tools yang akan memberitahu Anda volume pencarian dari masing-masing keyword dan keyword lain yang relevan.
Untuk mengetahui apakah keyword masih populer dipergunakan oleh orang dalam mencari informasi Anda dapat menggunakan tools yang disediakan oleh
Google Trends. Anda dapat melakukan pengujian terhadap beberapa keyword (maks. 5) yang sejenis (mempunyai makna yang sama). Misalnya: "harga promo" "harga diskon" "harga murah". Dengan Google Trends dapat diketahui keyword apa yang lebih sering dipergunakan konsumen untuk mencari barang dengan harga terbaik.
Kombinasi penggunaan keyword tools dan Google Trends tersebut bisa Anda gunakan untuk menyusun materi copy ads dan menghitung budget iklan di SEM.
Semoga bermanfaat.